Prolog
Di sebuah sekolah yang cukup berkualitas baik, terdapat 3 orang sahabat
yang memiliki persoalan asmara yang kurang baik. Mereka adalah Alisa dan
sepasang anak kembar Melsa dan Melsy.
Ketiganya sudah bersahabat sejak duduk di kelas 7 SMP. Namun hingga mereka
bertiga menjadi cewe remaja, mereka bertiga gak pernah yang namanya merasakan
indahnya “pacaran”. Menurut mereka beromantisan dengan seorang cowo, adalah hal
yang paling menjijikan. Tapi di sisi lain mereka bertiga pernah merasakan
betapa indahnya jatuh cinta.
Dibandingkan teman-teman cewe seusianya yang kalau sedang
ngumpul-ngumpul bareng senengnya ngomongin cowo. Alisa, Melsa, dan Melsy lebih
suka membicarakan hal-hal yang gak bermutu atau bisa dibilang mereka lebih suka
bercanda. Mereka lebih memilih bercanda ketimbang ngegosip soal cowo ganteng,
keren, cool dan sebagainya. Dari pada ngegosip soal cowo, mereka lebih suka
ngomongin guru-guru yang kocak disekolahnya atau ngebahas acara di tv yang baru
mereka tonton semalam.
Tapi bukan berarti mereka gak suka cowo. Mungkin sesekali mereka
membahas cowo yang dikaguminya. Tapi mereka juga gak ngomongin cowo itu dengan
histeris. Seperti hobi mereka, mereka malah menjadikannya bahan bercandaan.
Seperi misalnya, Alisa yang mengagumi ade kelas yang bibirnya sedikit agak
dower, dengan begitu mereka menjuluki ade kelas itu dengan sebutan “Es Doger”
plesetan dari dower. Melsa yang mengagumi kakak kelas berkulit hitam dan
bertubuh tinggi, dan mereka sering memanggil kakak kelas itu “Katem” alias
kakak item atau julukan terbarunya adalah “Tiang” karena tubuhnya yang tinggi.
Sedangkan Melsy, yang mengagumi teman seangkatannya, mereka memberi julukan
cowo itu “Bemo” hem... bemo? Gak tau kenapa mereka kasih julukan itu, alasannya
simple karena kalau mereka lagi ngomongin dia dipikiran mereka terlintas pada
kendaraan yang hampir punah itu. Mungkin karena muka dia yang yang kaya orang
purba.
Jujur Berani
Alisa, Melsa, dan Melsy sedang
bermain “Jujur Berani” permainan itulah yang sering mereka lakukan untuk
mengisi waktu istirahat mereka.
Yap, botol yang
diputar Melsa berhenti tepat di depan Melsy. Itu berarti Melsy harus mejawab
semua pertanyaan Alisa dan Melsa dengan jujur atau melakukan tindakan-tindakan
anarkis yang diberikan kedua temannya. Emm, bukan tindakan anarkis melainkan
tindakan yang bisa mempengaruhi kestabilan jiwanya alias memalukan, karena
harus dilakukan di depan umum.
“Nahhh, ayo mel
jujur apa beraniiii?” tanya Alisa dengan mata penuh rencana.
“Jujur deh, tapi jangan yang aneh-aneh loh nanyanya” jawab Melsy
pasrah.
“Iyaaa!!” jawab Alisa dan Melsa
serempak.
“Menurut kamu si BEMO ganteng apa nggak?” Tanya Alisa dengan sengaja
mengeraskan suaranya dibagian kata “bemo”.
“Naaahhh, jujur yaa!” tindas Melsa.
“Emm, biasa aja” jawab Melsy datar dengan muka polos sedikit bloon.
“Halah, boong. Udah ngaku aja, ganteng apa cakep” usil Alisa.
Dengan keceplosan Melsy menjawab “Iya cakep” seketika muka Melsy
berubah merah. “Eh, nggak! Maksudnya nggak cakep. Gituuu!” lanjutnya setelah
sadar kata-kata sebelumnya.
“Ih, apaan tadi bilang cakep!” tegas Melsa.
“Tau nih Melsy, nggak konsisten! Hahaha” ucap Alisa iseng, sambil
tertawa jahil.
Tiba-tiba...
“Melsa, liat deh kearah jam 1” kata Alisa tiba-tiba membuyarkan
semuanya.
Ternya ada ka Ray, alias tiang. Cowok yang dikagumi Melsa.
“Ekhem..khem ciye Melsa jadi salah tingkah gitu” Melsy yang kali ini balik
menjahili Melsa.
“Apaan sih lu dasar bemo” timpal Melsa dengan sedikit masih salah
tingkah. “Udah ah lanjutin mainnya” lanjut Melsa menghiraukan kedua orang yang
ada disampingnya.
“Jadi jawabannya apa nih ganteng apa cakep?” tanya Alisa kembali ke masalah
Melsy.
“Ih, yaudah deh iya. Agak ganteng sih tapi ga ganteng-ganteng banget”
jawab Melsy jelas.
“Oke, nah gitu dong cepet” jawab Melsa.
Lalu setelah seksi Melsy selesai, Alisa menawarkan diri untuk memutar
botol “Sini-sini sekarang aku yang muter botolnya”.
Daaan botol berhenti di depan sang pemutar. Itu berarti sekarang
giliran Alisa.
“Yah, kok malah aku sendiri yang kena ah ga asik” keluh Alisa.
“Jujur apa Berani?” tanya Melsa dan Melsy.
Tiba-tiba ada ade kelas jbjb dari arah belakang, “Berani” ucapnya
seketika berlalu pergi. Ternyata itu adalah Aga alias si “Doger”.
“Ahahah, adeuh Alisa. Udah Al berani aja, udah dapetin usul dari si doger
tuh” kata Melsa sambil ketawa geli.
“Ehhh, apa sih lo alay banget” jawab Alisa dengan muka memerah.
“Idih Alisa, keliatan banget tuh mukanya merah” timpal Melsy.
“Ih, apaan sih! ya udah deh bukan karena dia loh ya tapinya aku milih
berani, tapi emang aku pengen milih berani aja!” ucap Alisa akhirnya.
“Ah, udah bilang aja kalau gara-gara si doger” usil Melsy.
“Ihh, nggaak! Udah apa ih cepet, nanti keburu bel loh” kata Alisa,
dengan tampang sok bete tapi bibir ga berhenti senyam-senyum.
“Kamu masuk ke kelasnya si doger, terus bilang I’m sweet corn yang
keras” tantang Melsa.
“Ih, ga mau Melsa. Jangan gitu-gitu banget ih” bantah Alisa.
“Ahahahah, ga mau harus itu” tegas Melsy.
Dengan terpaksa, Alisa akhirnya melakukan tindakan anarkisnya itu.
Dengan cara perlahan masuk ke ruang kelas Raffa lalu dengan bodohnya dia bilang
“I’m sweet corn” dengan bibir sok eksotis. Sontak ade-ade kelas di kelas
Raffa ketawa geli melihat tingkah laku kakak kelasnya. Setelah itu Alisa lari
ke luar kelas itu ke tempat Melsa dan Melsy berada.
“Ahahahahah” Melsa dan Melsy ketawa puas, melihat kelakuan temennya itu
yang super berani.
“Ihhh, Melsa! Melsy! Malu banget tau tadi pada ketawa semua” keluh
Alisa setelah menyadari perbuatan yang baru saja dilakukannya.
“Hahahaha sumpah, berani banget kamu Al! Mau-maunya” kata Melsy sambil
tertawa terbahak-bahak diikutu suara ketawa Melsa.
“Ish, udah ah sekarang giliran Melsa ni” kata Alisa, mengalihkan
pembicaraan.
“Ah, iya jujur apa berani?” ucap Melsy masih ketawa karena kejadian
barusan.
“Emm apa yah?” kata Melsa menahan ketawa.
“Apa sih lo berdua! Alay banget, ga pernah liat cewe cantik ya?” balas
Alisa kepedean.
“Idih, apaan sih Al. Udah ah jujur aja, nanti kaya Alisa lagi hahaha”
jawab Melsa.
“Ya udah. Jujur ya apa yang kamu suka dari si katem” tanya Alisa.
“Emm, banyaklah itemnya aku suka, mukanya aku suka, orangnya aku suka!”
jawab Melsa santai.
“Ah, nggak selain itu” lanjut Alisa membantah jawaban Melsa.
“Apaaa yaaa....” pikir Melsa panjang.
Kringgg....kriingggg.... bel berbunyi. Itu berarti permainan pun
berakhir.
“Udah bel, udah ya” kata Melsa senang karena belum sempat menjawab
jujur petanyaan.
“Ih, curang banget! Ga bisa pokoknya!” bantah Alisa kesal.
“Orang udah bel hahah” jawab Melsa kegirangan.
“Ya udah, berarti besok giliran lu Mel” timpal Melsy.
Begitulah istirahat hari ini yang bisa mereka bertiga isi. Tapi
tiba-tiba... ceritanya abis dan belum ada lagi lanjutannya.
ehem....
BalasHapussayang kalo ga dilanjutin :(
BalasHapusseru tau ceritanya. lanjutin dong ceritanya
BalasHapus