Rabu, 28 Maret 2012

Lukisan potret diri

Nyonya Minel adalah seorang istri pejabat tinggi di daerahnya. Ia sombong, tetapi bodoh.Ia gemar mengoleksi karya pelukis ternama. Ia tak mau kalah dengan istri pejabat lainnya. Padahal, ia tidak mengeri bagaimana menilai bagus tidaknya sebuah lukisan. Suatu hari, nyonya Maniel datang ke rumah Made, Seorang pelukis asal Bali beraliran abstrak yang terkenal. Benda yang dilukisnya tidak sama dengan bentuk aslinya. Bahakan, terkesan seperti benang kusut saja. Nyonya Maniel memesan lukisan potret diri kepada pelikus beraliran abstrak itu. Tawar-menawarpun terjadi. Akhirnya, nyonya Maniel membayar Made dengan harga satu juta rupiah. Made membawa nyonya Maniel ke studio. Mula-mula, Made membuat sketsa di atas kanvas, lalu memberi warna disana-sini. Tidak lebih dari setengah jam, sketsa berwarna itu pun selesai. "Pekerjaan tahap pertama sudah selesai. Nyonya boleh pulang. Saya tinggal menyempurnakan saja. 2 minggu lagi lukisan ini selesai." Pada hari yang ditetapkan, nyonya Minel datang ke studio itu. Kali ini, ia ditemani kucing persia kesayangannya, Boni. Made membuka selubung penutup lukisan. Nyonya Minel mengamati degan seksama. Ia tidak memberi komentar. Tapi, justru mengajak bicara kucingnya. Katanya, "Boni, lihat!Apakah lukisan itu majikanmu?"Boni mengamati lukisan itu tanpa mengeluarkan bunyi apapun. "Maaf, aku tak bisa menerima lukisan itu karena sama sekali tidak mirip denganku. Buktinya, Boni tidak mengenalinya."Sebenarnya, ini hanya akal bulus nyonya Minel saja agar Made mau menurunkan harga. Akan tetapi, Made juga tidak kekurangan akal.Ia tak mau terjebak akal bulus nyonya Minel. Namau, ia tidak tersinggung atas hinaan terhadap hasil karyanya itu. Sambil tersenyum, Made berkata merendah, "Maaf, Nyonya, tampaknya ada sedikit kesalahan. Saya akan perbaiki segera. Kembalilah besok dan anda akan melihat sebuah lukisan yang benar-benar mirip anda." Esoknya, pagi-pagi sekali nyonya Minel sudah kembali ke studio itu. begitu masuk ke studio, Boni langsung melompat dari pelukan majikannya. Ia menggoyang-goyangkan ekornya. Kemudian menjilat-jilat lukisan nyonya Minel. Boni tampak penuh semangat dan gembira. Melihat itu, nyonya Minel terpaku, lalu berkomentar, "Wah, bagus sekali lukisan ini!Benar-benar mirip denganku. Aku sangat menyukainya. Bungkuslah dan antar ke rumahku!" Nyonya Minel langsung membayar harga lukisan sesuai perjanjian semuala. Bahkan, memberi bonus cukup besar untuk Made. Setelah nyonya Minel pergi, Made tersenyum puas. "Ah, mudah sekali nyonya Minel aku akali. Padahal, aku cuma mengolesi lukisan dengan kuah ikan Sarden. Aroma dan rasanya, WOW... telah membuat si Boni berselera sehingga menjilatinya! He,he,he..!."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar